Welcome

Introduction to Ramen: A Culinary Icon

 

Ramen, a quintessential Japanese dish, has emerged as a culinary symbol that transcends borders and cultures. Its origins can be traced back to the late 19th century, when Chinese immigrants introduced wheat noodles served in a meat-based broth to Japan. This early adaptation laid the groundwork for what would evolve into the multifaceted ramen we know today. Over the decades, regional variations began to flourish, each with unique flavors and ingredients that reflect the local culture and preferences.

In Japan, ramen's significance goes beyond mere sustenance; it embodies the spirit of innovation and adaptability. The dish is categorized into different styles, such as miso, shoyu, tonkotsu, and shio, depending on the type of broth used. These variations showcase the diverse culinary landscape of Japan, each contributing to a rich tapestry of flavors. Regions like Hokkaido are famous for their creamy miso ramen, while the city of Fukuoka boasts a rich tonkotsu version that has captivated many ramen enthusiasts.

This culinary icon has gained immense popularity outside Japan, giving rise to numerous ramen shops across the globe. As food lovers seek authentic experiences, a pilgrimage to Japan to explore its ramen culture becomes increasingly appealing. Not only does this tour provide insight into the preparation and serving of ramen, but it also highlights its social importance—often enjoyed in a communal setting, ramen meals foster connections and create shared experiences. Understanding ramen's evolution and its role in Japanese culture reveals why the dish holds a cherished place in the hearts of many, both locally and globally.

Ramen Trails: A Delicious Tour Across Japan

Discover the rich history and cultural significance of ramen, Japan's iconic dish that has captivated taste buds worldwide. Explore regional variations such as miso, tonkotsu, and shoyu, and learn about must-try ramen shops and hidden gems. Dive into the etiquette of enjoying ramen in Japan and find out how this beloved dish fosters connections through shared dining experiences. Whether you're a culinary enthusiast or planning a trip, this guide will enhance your appreciation for the diverse flavors and traditions of ramen.

Sebanyak lebih dari 1.500 orang yang berasal dari Forum Komunikasi Paguyuban Etnis Nusantara (FKPEN) Provinsi Bali ikut memeriahkan Festival Imlek di Kota Denpasar, Bali, Sabtu.

 

Para peserta mengambil titik kumpul di sepanjang Jalan Gajah Mada, berarak melewati Patung Catur Muka dan berakhir di Lapangan Puputan Badung.

 

Ketua Perhimpunan Indonesia Tionghoa (Inti) Provinsi Bali Putu Agung Prianta mengatakan ribuan peserta parade tersebut merupakan ungkapan kebahagiaan atas multikulturalisme yang ada di Kota Denpasar.

 

Dia mengatakan parade Imlek tahun ini menjadi simbol persatuan dan momentum merayakan keberagaman budaya yang ada di Kota Denpasar.

 

“Perhimpunan ini adalah organisasi yang sosial, inklusif, nasionalis, yang kita mau merajut kebhinekaan,” kata Agung Prianta.

Baca juga: Menengok kemeriahan parade perayaan Tahun Baru Imlek di Hong Kong

 

Dia berharap masyarakat Denpasar menikmati dan datang menyaksikan festival tersebut.

Dia mengatakan selain parade, Festival Imlek di Denpasar yang dihelat selama dua hari 1-2 Februari 2025 akan dimeriahkan oleh penampilan musik Jun Bintang dan Widi Widiana.

 

Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara mengungkapkan parade itu merupakan ungkapan sosial budaya masyarakat yang ada di Denpasar.

 

"Ini merupakan representasi dari Denpasar sebagai kota kreatif yang berbasis budaya yang disemangati oleh semangat Wasudewa Kutumbakam, kita semua bersaudara," katanya.

 

Dia berharap pemaknaan terhadap pluralisme budaya di Kota Denpasar tidak hanya pada peristiwa parade tersebut, namun menjiwai seluruh kehidupan sosial masyarakat di Denpasar.

 

Parade tersebut diawali oleh barisan Barongsai, diikuti cosplay kostum Dewi Kwan Im yang diperagakan Miss Tourism Universe Indonesia 2024 Roselina Risang Sekar Limbangsari.

 

Berikutnya, cosplay kostum Phoenix Naga oleh Putri Pariwisata Indonesia 2024 Ni Made Dwi Guna Pradnyaniswari, kostum Putri Naga, Putri Kipas, hingga tokoh serial Kera Sakti seperti Biksu Tom Sam Chong, Sun Gokong, Cu Pat Kay, dan Sha Wujing.

 

Parade itu diikuti oleh ribuan orang berpakaian adat masing-masing daerah dan diakhiri oleh kelompok barong landung serta barong.

Sepanjang rute perjalanan, ribuan penonton disajikan pertunjukan seperti pertunjukan bela diri wushu, reog Ponorogo, barong Landung yang merupakan perpaduan antara budaya Bali dan Tionghoa.