Welcome

Introduction to Ramen: A Culinary Icon

 

Ramen, a quintessential Japanese dish, has emerged as a culinary symbol that transcends borders and cultures. Its origins can be traced back to the late 19th century, when Chinese immigrants introduced wheat noodles served in a meat-based broth to Japan. This early adaptation laid the groundwork for what would evolve into the multifaceted ramen we know today. Over the decades, regional variations began to flourish, each with unique flavors and ingredients that reflect the local culture and preferences.

In Japan, ramen's significance goes beyond mere sustenance; it embodies the spirit of innovation and adaptability. The dish is categorized into different styles, such as miso, shoyu, tonkotsu, and shio, depending on the type of broth used. These variations showcase the diverse culinary landscape of Japan, each contributing to a rich tapestry of flavors. Regions like Hokkaido are famous for their creamy miso ramen, while the city of Fukuoka boasts a rich tonkotsu version that has captivated many ramen enthusiasts.

This culinary icon has gained immense popularity outside Japan, giving rise to numerous ramen shops across the globe. As food lovers seek authentic experiences, a pilgrimage to Japan to explore its ramen culture becomes increasingly appealing. Not only does this tour provide insight into the preparation and serving of ramen, but it also highlights its social importance—often enjoyed in a communal setting, ramen meals foster connections and create shared experiences. Understanding ramen's evolution and its role in Japanese culture reveals why the dish holds a cherished place in the hearts of many, both locally and globally.

Ramen Trails: A Delicious Tour Across Japan

Discover the rich history and cultural significance of ramen, Japan's iconic dish that has captivated taste buds worldwide. Explore regional variations such as miso, tonkotsu, and shoyu, and learn about must-try ramen shops and hidden gems. Dive into the etiquette of enjoying ramen in Japan and find out how this beloved dish fosters connections through shared dining experiences. Whether you're a culinary enthusiast or planning a trip, this guide will enhance your appreciation for the diverse flavors and traditions of ramen.

Perusahaan teknologi Google menyebutkan dalam risetnya tentang ekonomi digital didapati temuan bahwa potensi kapasitas pusat data di Indonesia dapat bertumbuh hingga 268 persen untuk mencukupi kebutuhan penggunaan teknologi terkini seperti kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI).

 

"Saat ini Indonesia memiliki AI ready data center terbesar kedua di Asia Tenggara sebesar 202 megawatt (MW) dan kita expect bahwa kapasitas tersebut akan naik sebesar 268 persen dalam beberapa tahun ke depan untuk bisa memfasilitasi kebutuhan komputasi AI tersebut," kata Country Director Google Indonesia Veronica Utami di Jakarta, Rabu.

 

Dalam laporan Google bertajuk "e-Conomy SEA 2024", pertumbuhan pusat data menjadi salah satu hal yang diprediksi bertumbuh pesat di Asia Tenggara tak terkecuali di Indonesia.

 

Baca juga: Google siapkan investasi 3 miliar dolar AS untuk fasilitas pusat data

Hal itu dapat terjadi karena tingkat adopsi AI di kawasan ini dinilai pesat hal ini dapat dilihat dengan posisi Asia Tenggara yang menyumbang tiga negara sebagai pasar terbesar global AI yaitu Singapura, Filipina, dan Malaysia.

 

Peningkatan pesat bertumbuhnya pusat data di Asia Tenggara tak terkecuali Indonesia dinilai dapat memberikan beberapa dampak positif bagi setiap negara.

 

Beberapa dampak itu di antaranya penciptaan lapangan pekerjaan, penciptaan wadah inovasi, bahkan dapat memberikan pertumbuhan ekonomi khususnya dari industri AI yang memanfaatkan pusat data sebagai infrastruktur utama.

 

Saat ditanya mengenai komitmen Google untuk menanamkan investasi terkait pusat data di Indonesia dengan potensi besar yang ada, Google mengatakan pihaknya tidak menutup kemungkinan tersebut.

 

"Kalau ada kebutuhannya kita tetap terbuka ya. Tapi memang ada proses untuk ke sana. Karena ada kebutuhan yang dibutuhkan di luar misalnya soal dukungan hal-hal seperti listrik dan segala macam, ini hal yang masih pembicaraan lah dan pertimbangan," kata Vero.

 

Google sebenarnya juga telah membuka pusat data di Indonesia pada 2020 lewat inisiatif bernama Google Cloud Platform (GCP) Region Jakarta pada pertengahan 2020.

 

Saat itu, GCP Region Jakarta dikenalkan sebagai pusat data non-pemerintahan yang dilengkapi dengan arsitektur keamanan berlapis.

Pusat data yang pembangunannya didukung oleh pemerintah itu diharapkan dapat membantu percepatan transformasi digital di Indonesia.